Hari Baru!  

Posted in

Hore,
Hari Baru! 
Teman-teman. 

Dendam nyaris selalu disertai sakit hati. Dan itu sering menjadi 
dasar untuk melakukan sebuah pembalasan. Saat orang lain melakukan 
sesuatu yang tidak kita sukai, tiba-tiba saja kita merasa 
mendapatkan ijin khusus dari Tuhan untuk melakukan pembalasan. 
Bahkan, tidak jarang kita memberikan `bonus' nya sekalian. Jika anda 
menampar saya perlahan, maka sebagai bonusnya, tamparan balasan dari 
saya bisa sangat keras sekali. Kalau perlu, hingga membuat anda 
pingsan. Jika hari ini saya belum bisa membalas anda, maka semuanya 
itu akan berubah menjadi utang yang wajib untuk dibayarkan kepada 
anda dimasa depan. Jika tangan saya sendiri tidak mampu 
melakukannya, maka saya mengutus orang lain untuk mewakili 
terlunasinya utang-utang itu. Berikut bunganya sekalian. Bukan 
begitukah kita mendefinisikan sebuah dendam?

Secara garis besar, ada tiga komponen yang menghidupi dendam, yaitu: 
perbuatan orang lain kepada kita, rasa sakit hati, dan pembalasan. 
Mari kita tahas, satu demi satu. Pertama, perbuatan orang lain 
kepada kita. Dalam banyak situasi, kita tidak bisa mengendalikan 
perbuatan orang lain. Kita sama sekali tidak memiliki hak untuk 
menyuruh atau melarang orang lain untuk melakukan atau menghindari 
sebuah perbuatan. Paling banter, anda hanya bisa menghimbau. 
Misalnya dengan mengatakan; "Maaf Mas, kalau mau merokok jangan 
diruangan ber-AC seperti ini dong...." Apakah orang itu akan 
berhenti, atau pindah ketempat terbuka, atau memasabodohkan 
perkataan anda; itu diluar kuasa anda. 

Bahkan, sekalipun anda seorang atasan; anda hanya bisa 
mengatakan; "Optimalkan jam kerjamu." Atau "Lakukan kegiatan ekstra 
untuk perusahaan." Atau "Jangan terlambat masuk kerja." Anda bisa 
melakukannya sebatas itu. Sekalipun anda melakukan semuanya itu atas 
kewenangan anda dan demi kebaikan organisasi dan diri mereka 
sendiri, tetapi dimata mereka anda tidak lebih dari seorang atasan 
yang bawel. Anda tak perlu heran. Sebab, anda sama sekali tidak bisa 
mengontrol tindakan atau perbuatan orang lain. Dengan kata lain; 
anda sama sekali tidak memiliki kuasa untuk mempengaruhi 'will' 
seseorang. Mengapa? Karena, 'kehendak' adalah hak setiap manusia. 
Dan seperti yang kita tahu; ada orang yang mampu mengarahkan 
kehendaknya kepada hal-hal postif dan produktif, dan ada pula yang 
sebaliknya. 

Kedua, rasa sakit hati. Mungkin anda bisa mengatakan 'sakit sekali 
hati ini'. Namun, bisakah anda menemukan dimanakah letaknya rasa 
sakit hati itu? Dibawa kerumahsakit pun tidak akan membantu anda 
menemukan letak rasa sakit itu. Mengapa? Karena sakit hati adanya 
diawang-awang. Yang bisa menjangkaunya hanyalah perasaan. Liver kita 
sehat walafiat. Tetapi, mengapa kita merasakan sakit begitu rupa? 
Karena kita membiarkan perasaan merengkuh rasa sakit itu. Dan 
membawanya masuk kedalam hati kita. Seandainya kita tidak 
mengijinkan perasaan menggapainya, maka kita tidak akan 
merasakannya. 

Oleh karena itu, sakit hati sama sekali tidak berhubungan dengan 
tindakan orang lain; melainkan dengan diri kita sendiri. Jika kita 
tidak menginginkan rasa sakit hati itu, maka tindakan apapun yang 
dilakukan oleh orang lain tidak akan berhasil menjadikan kita sakit 
hati. Ada orang yang menghina anda sebegitu rupa; namun, anda tidak 
mengijinkan perasaan membawa sakit hati. Maka anda akan tenang-
tenang saja. Ada orang yang menggosipkan tentang kekurangan-
kekurangan anda. Dan tentu saja, gosip baru enak kalau ditambah 
dengan bumbu-bumbu, bukan? Sehingga, dilingkungan anda terbentuk 
opini yang sedemikian buruknya tentang anda. Anda sakit hati? Tidak, 
jika anda tidak mengijinkan sang perasaan melakukannya. Sekalipun 
tidak semua yang mereka katakan tentang anda itu benar. Artinya, ada 
bumbu tambahan yang dilebih-lebihkan. Jika anda benar-benar tidak 
seperti yang mereka katakan; maka itu tidak akan terlalu berpengaruh 
kepada baik atau buruknya diri anda. So what? 

Ketiga, pembalasan. Anda boleh melakukan pembalasan dengan 3 syarat; 
kalau anda lebih kuat, kalau ingin membuat dendam baru, dan kalau 
anda kurang kerjaan. Kalau mereka lebih kuat dari anda, dan anda 
ngotot untuk melakukan pembalasan itu berarti anda bunuh diri. Jadi, 
melakukan pembalasan kepada pihak yang lebih kuat itu sama sekali 
bukanlah tindakan yang cerdas. Jika anda benar-benar cerdas, lebih 
baik lupakan saja itu yang namanya balas dendam. Buang jauh-jauh 
sifat dendam, dan anda akan hidup dengan tentram.

Mungkin anda bisa membalas dendam. Sehingga ketika dendam itu 
terbalaskan, hati anda sembuh dari sakit. Hey, harap diingat; 
pembalasan anda bisa menumbuhkan dendam lain dihati mereka. Kemudian 
mereka membalas lagi kepada anda, lalu anda kembali membalasnya. 
Maka jadilah dendam itu berputar-putar sampai tidak tahu kapan 
saatnya untuk berhenti. Sehingga, anak keturunan kita harus ikut 
menanggung dendam yang sama; meskipun mereka tidak tahu menahu apa 
penyebabnya. Maukah anda mengorbankan anak cucu untuk sebuah dendam 
yang anda buat dengan orang lain? Tidak. Baguslah itu. Jadi, mari 
kita lupakan dendam kesumat itu. Cukup sampai disitu saja. 

Lagipula, anda bukanlah orang yang kekurangan pekerjaan. Ada seribu 
satu hal penting yang membutuhkan curahan perhatian kita. Dengan 
melakukan semuanya itu, hidup kita menjadi lebih berarti. Jika kita 
membuang-buang waktu, tenaga, dan perhatian hanya untuk mengurusi 
dendam; maka semua hal positif yang menanti kita untuk bertindak 
akan terbengkalai begitu rupa. Sehingga, hidup kita menjadi kurang 
bermakna. Jadi, bisakah kita mengatakan kepada diri kita sendiri 
bahwa; 'kita tidak memiliki waktu untuk membalas dendam'. Oleh 
karena itu, setiap perbuatan buruk orang lain kepada kita, tidak 
perlu dibalas dengan perbuatan buruk yang sama. Dengan begitu, 
selain kita bisa menjadi manusia yang pemaaf; kita akan terbebas 
dari sesuatu yang kita sebut sebagai 'sakit hati' itu. Kita juga 
bisa melakukan banyak hal lain yang lebih berguna dalam hidup ini. 
Jadi, perlukan membawa-bawa dendam ini disepanjang hidup kita? 


Catatan Kaki:
Apa yang dilakukan orang lain kepada kita mungkin memang penting. 
Namun, yang lebih penting lagi adalah bagaimana kita menyikapinya. 
Jika kita bersikap dengan cara yang tepat; tindakan apapun dari 
orang lain akan menjadikan nilai hidup kita semakin tinggi. 

0 comments

Post a Comment

About Me

Jakarta, Indonesia
in the crossroads of decisions

Subscribe !

Enter your email address:

Notes

Buat yang mau tukaran link/banner silahkan hubungi gw via email ataupun lwt shoutbox. Cantumkan link/banner blog saya di blog anda terlebih dahulu dan konfirmasi lwt shoutbox, link/banner anda akan saya cantumkan ke dalam blog saya secepatnya, thanks


add my banner


Leave Message !

Banners & Partners

Latest Post

Latest Visitor